Tuesday, November 15, 2011

PETUA MEMOTONG KUKU IKUT SUNNAH NABI.


RASULULLAH S.A.W BERSABDA YANG ERTINYA:
Barang siapa yang memotong kukunya pada ;

    * Hari Ahad: Nescaya keluar daripadanya kekayaan dan masuk kemiskinan.
    * Hari Isnin: Nescaya keluar daripadanya gila dan masuk sihat
    * Hari Selasa: Nescaya keluar daripadanya sihat dan masuk penyakit
    * Hari Rabu: Nescaya keluar daripadanya was-was dan masuk kepadanya kepapaan.
    * Hari Khamis: Nescaya keluar daripadanya gila dan masuk kepadanya sembuh dari penyakit.
    * Hari Sabtu: Nescaya keluar dari dalam tubuhnya ubat dan masuk kepadanya penyakit.
    * Hari Jumaat: Nescaya keluar dosa-dosanya seperti pada hari dilahirkan oleh ibunya dan

       masuk  kepadanya rahmat daripada Allah Taala.

Jadi, potong kuku bukan sebarang potong tapi ada kaedahnya. Walaupun ia hanya kuku tapi ia adalah sebahagian dari badan kita yang perlu kita hormati. Misalnya, memotong kuku ada adabnya selain ikut hari, kita juga perlu buang kuku tu pada tempat yang tidak kotor sebagaimana yang diajar, eloklah buang ke tanah kerana kita juga adalah unsur tanah, Bukannya tong sampah sekalipun tong sampah tu bersih.

Lagi satu, mulakan potong kuku tu mulai dengan Bismillah dan selawat Nabi dan potong bermula dari jari telunjuk sebelah kanan sampai jari kelingking tangan kanan, kemudian jari kelingking sebelah kiri sampai ibu jari tangan kiri dan akhir sekali ibu jari tangan kanan. Kalau kaki pula, mula dengan jari kelingking kaki kanan sampai kelingking kaki kiri. Itulah sunnah yang paling kuat dipegang selama ini walaupun ada banyak khilafnya. Wallahu'alam.

Begitu indahnya Islam, sampai potong kuku pun diajarnya. Apatah lagi perkara yang lebih besar dari itu.

Wednesday, October 12, 2011

BALASAN MELEWATKAN WAKTU SOLAT



Balasan...Melewatkan Waktu Solat.. Apatah Lg Kalu Tak Solat: Suatu cerita yang telah berlaku beberapa tahun dulu di Makkah …Kisah Benar … kisah yang boleh kita renungkan bersama serta jadikan panduan dalam diri kita ini. Kisah yang anda baca ini bukannya datang dari majalah Mastika atau majalah2 tabloid tetapi kisah dari tanah perkuburan Sa’raya, Makkah.

Pada beberapa tahun dahulu ada seorang perempuan yang berumur 40an telah meninggal dunia. Mereka telah mengusung jenazah beliau untuk dikebumikan di tanah perkuburan Al Ma’ala yakni lebih kurang 2 kilometer dari Masjidil Haram selepas solat zuhur. Apabila sampai sahaja di tanah perkuburan tersebut, alangkah terperanjatnya mereka bila mendapati se ekor ular yang berwarna Hitam sebesar peha bersisik tebal telah berada di dalam liang lahat (dalam kubur tersebut). Subhanallah … keadaan ular tersebut amat menggerukan. Mereka pun terus berlalu dari situ dan membawa jenazah wanita tersebut ke tanah perkuburan yang lain
yakni di tanah perkuburan Sa’raya lebih kurang setengah jam memandu dari situ (8 km Jauhnya). Apabila mereka sampai di tanah perkuburan tersebut, rupa-rupanya Ular Hitam yang sama juga telah menunggu jenazah wanita yang ingin dikebumikan di situ. Allahuakbar … mereka mengambil keputusan untuk memindahkan serta mengangkat ular tersebut dan letakkan di luar yakni berjauhan sedikit dari kawasan tersebut dan mengkebumikan jenazah wanita itu (yang peliknya Ular Hitam itu tidak melakukan apa-apa bila disentuh oleh mereka).

Selepas sahaja mereka mengkebumikan mayat wanita itu, tiba-tiba Ular Hitam yang diletakkan berjauhan dari situ terus datang menjalar dengan pantas dan masuk meluru ke dalam kubur wanita itu. MasyaAllah (seperti menjunam kedalam swimming pool dari atas – keadaan sewaktu ular itu masuk ke dalam kubur). Dengan beberapa seketika mereka mendengar bunyi seperti dahan-dahan pokok yang dipatah patahkan dan apabila mereka melihat ke dalam kubur wanita tersebut, alangkah terperanjatnya kerana Ular Hitam sedang membelit jenazah wanita itu serta mematah matahkan tulang jenazah itu … Subhanallah.Ada beberapa orang yang berada di persekitaran kubur itu turut pengsan melihat kejadian itu. Selepas diselidiki kenapa perkara tersebut boleh terjadi, rupa-rupanya sewaktu hayatnya, wanita tersebut suka melewat lewatkan Solatnya.

Marilah kita ambil iktibar dan pedoman dari kejadian ini. Semoga Allah swt kuatkan iman kita dalam mendirikan solat 5 waktu daripada gangguan syaitan dan iblis insyaAllah. Ini baru seksaan di dunia akibat melewatkan solat….Bagaimana kalau tak solat…..

Thursday, September 22, 2011

Cara menjemput rezeki yang halal.

Cara menjemput rezeki yang halal. Oleh karena itu lupakan rezeki yang haram. Buat apa? Sebab yang halal saja banyak jika kita mahu berusaha. Orang yang mengatakan "Yang haram saja susah, apalagi yang halal" adalah orang yang sudah putus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya, rezeki Allah tidak akan habis meskipun semua manusia kaya raya dengan cara halal. Di antara hal yang tidak kalah penting agar keberkahan dapat kita wujudkan pada rezeki kita ialah dengan menempuh hidup berhemat dan sederhana. Kita membelanjakan harta kekayaan dengan penuh tanggung jawab. Dengan demikian, tidak ada sedikitpun dari harta kita yang dibelanjakan dalam hal yang kurang berguna atau sia-sia, apalagi diharamkan.


"Janganlah kamu merasa, bahwa rezekimu terlambat datangnya, karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati, hingga telah datang kepadanya rezeki terakhir (yang telah ditentukan) untuknya, maka tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki, yaitu dengan mengambil yang halal dan meninggalkan yang haram."
(HR. Ibnu Majah, Abdurrazzaq, Ibnu Hibban, dan al-Hakim, serta dishahihkan oleh al-Albani).

"Andaikata engkau ber-tawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakkal, niscaya Allah akan melimpahkan rezeki-Nya kepadamu, sebagaimana Allah melimpahkan rezeki kepada burung, yang (setiap) pagi pergi dalam keadaan lapar dan pada sore hari pulang ke sarangnya dalam keadaan kenyang."
(HR. Ahmad, dan lain-lain).

Sesungguhnya Allah yang memberikan rezeki seluruh makhluk-Nya, baik yang kecil maupun yang besar termasuk manusia didalamnya. Tidak ada satu pun makhluk yang terlewat dari mendapatkan rezeki dari-Nya dan semua itu tidak akan pernah mengurangi kekayaan-Nya sedikit pun, sebagaimana firman-Nya :

  “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya dan dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Huud : 6).


Setiap manusia tidak perlu merasa khawatir akan rezekinya karena itu semua sudah ditetapkan Allah swt ketika dirinya masih berupa janin didalam perut ibunya. Allah swt telah menentukan dan membatasi rezeki seseorang dan tidak akan pernah diambil oleh orang lain. Seandainya setiap manusia menyadari akan hal ini tentulah hatinya akan merasa tenang terhadap rezekinya. Dengan demikian tidak sepantasnya bagi seorang muslim untuk mencarinya dengan cara-cara yang tidak dihalalkan, sebagaimana sabda Rasulullah saw,

”… Bertakwalah kepada Allah dan perindahlah didalam mencari (rezeki). Janganlah keterlambatan rezeki menjadikanmu mencarinya dengan bermaksiat kepada Allah. Sesungguhnya Allah tidaklah memberikan apa yang ada disisi-Nya kecuali dengan ketaatan kepada-Nya.”
(HR. Ibnu Hibban, Ibnu Majah, Hakim dan yang lainnya dengan lafazh yang sejenis).

Allah membentangkan rezeki seluruh makhluk-Nya dan menentukan kadar atau ukuran yang diterima masing-masing mereka, sebagaimana firman-Nya :

  “Allah meluaskan rezki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).” (QS. Ar Ra’du : 26)

Allah yang melapang atau menyempitkan, mengangkat atau merendahkan, memberikan dan menahan rezeki seseorang. Dia mengayakan dan mencukupkan rezeki siapa saja yang dikehendaki-Nya dan Dia juga memiskinkan dan tidak memberikan kecukupan rezeki siapa saja yang dikehendaki-Nya dan semua itu berjalan atas hikmah dan keadilan-Nya. Dia Maha Mengetahui siapa-siapa yang berhak mendapatkan kelebihan rezeki dan menjadi kaya dan siapa-siapa yang berhak atas kekurangan rezeki dan menjadi faqir. Adanya orang-orang miskin dan adanya orang-orang fakir adalah sunatullah didalam kehidupan manusia demi keberlangsungan kehidupan itu sendiri, sebagaimana firman Allah swt :

“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? kami Telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami Telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Az Zukhruf : 32)

“Dan dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu.” (QS. Al An’am : 165)

Sesungguhnya dilebihkannya rezeki seseorang bukanlah berarti bahwa orang itu lebih dimuliakan dan diutamakan oleh Allah swt dari orang yang tidak mendapatkan kelebihan rezeki. Betapa kita telah menyaksikan banyak orang-orang musyrik, kafir para pelaku kemaksiatan yang memiliki harta banyak bahkan melimpah sementara tidak sedikit orang-orang shaleh yang tidak memiliki banyak harta bahkan hidup dengan penuh kekurangan harta benda atau miskin. Dan tidak jarang semakin bertambah kekufuran dan kemaksiatan orang-orang kafir justru semakin ditambah harta benda dan kenikmatan dunianya oleh Allah swt hingga sampai batas yang telah ditentukan kemudian Allah timpakan kepada mereka adzab-Nya, sebagaimana firman-Nya :

“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, Maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al An’am : 44)

Jika didalam permasalahan harta benda ini seseorang melihat kepada orang lain yang lebih kaya maka tidak akan pernah menghasilkan sifat syukur kepada Sang Pemberi nikmat dan yang ada justru kekufuran, berprasangka buruk kepada-Nya dan menyesali berbagai amal shaleh yang telah dilakukannya karena beranggapan bahwa itu semua tidak memberikan perubahan apa-apa didalam kehidupannya. Oleh karena itu didalam permasalahan ini hendaklah seseorang melihat kepada orang yang lebih kekurangan dari dirinya, sebagaimana hadits Rasulullah saw,”Lihatlah orang yang lebih dibawah dari kalian dan janganlah kalian melihat orang yang lebih diatas dari kalian sementara ia adalah orang yang berhak. Dan janganlah kalian menghinakan nikmat Allah kepada kalian.”  (HR. Muslim)

Rasa syukur atas segala nikmat Allah yang diberikan kepadanya betapa pun kecilnya merupakan sarana mendapat keredhoan-Nya dan menjadikan orang itu berhak untuk mendapatkan tambahan rezeki dari-Nya.

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim : 7)

Dan diantara hikmah keberadaan orang-orang kaya disamping orang-orang miskin adalah sebagai ujian bagi mereka terhadap nikmat yang diberikan kepada mereka. Allah swt ingin menguji orang yang kaya dengan kekayaan dan harta bendanya untuk kemudian menanyakan mereka tentang rasa syukurnya terhadap itu semua begitu juga dengan kefakiran yang diberikan Allah kepada seseorang adalah sebagai ujian baginya untuk kemudian menanyakannya akan kesabarannya terhadap kekurangan itu. Tentunya kehidupan manusia berdiri diatas perbedaan, diantara perbedaan itu adalah adanya orang-orang kaya dan disisi lain adanya orang-orang miskin. Kehidupan tidak akan berjalan ketika seluruhnya adalah orang kaya atau seluruhnya adalah orang miskin. Untuk itu hubungan diantara mereka adalah hubungan yang saling membutuhkan demi menjaga keberlangsungan kehidupan di dunia.

Jangan Merasa Takut Tidak kesampaian Rezeki

“Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu. Maka demi Tuhan langit dan bumi, sesungguhnya apa yang dijanjikan itu adalah benar-benar (akan terjadi) seperti perkataan yang kamu ucapkan.”  (QS Adz-Dzariyat [51]:22-23)

Rezeki adalah sumber kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, ada sebagian manusia yang walaupun rezekinya pas-pasan namun kehidupannya bahagia dan tenang (sakinah) karena mereka memiliki pemahaman yang benar tentang rezeki. Sementara tidak sedikit yang sebaliknya, gelisah, frustasi, bahkan mengalami penyimpangan aqidah karena kesalahan pemahaman tentang hakikat rezeki.

Dahulu ulama salaf berkata, “Tidaklah jiwa seseorang dirundung oleh rasa gundah, karena memikirkan piutang yang tidak kuasa ia bayar, melainkan perasaan itu menjadikannya tidak kuasa untuk berpikir dengan jernih." (Fathul Bari oleh Ibnu Hajar al-Asqalani, 11/174). Penjelasan mengenai rezeki dari Al-Qur’an:


Rezeki adalah sesuatu yang menjadi kepastian yang telah ditetapkan Allah Swt sehingga mustahil ada makhluk yang dapat hidup tanpa rezeki yang ditetapkan Allah Swt untuknya.

 “Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allahlah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
(QS Al-Ankabut [29]:60)
   
Rezeki tidak akan datang bila kita melakukan pelanggaran atau maksiat kepada Allah Swt. Bila ternyata kita melakukannya namun banyak mendapat rezeki, itu adalah istidraj  “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka, sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS Al-An’am [6]:44) (penguluran dari Allah Swt, tetapi kemudian akan dijatuhkan secara sangat menyakitkan dan mungkin tiba-tiba) dan tak akan pernah memberikan kenikmatan dan kebahagiaan bagi manusia yang memilikinya.
   
    Rezeki akan dimudahkan  Allah Swt dengan melakukan berbagai amal shalih dan ketaqwaan.
    “Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.
Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang
bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. sesungguhnya Allah
melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan
bagi tiap-tiap sesuatu”. (QS Ath-Thalaq [65]:2-3)
   
Rezeki adalah hak prerogatif mutlak Allah Swt dan urusan manusia hanyalah berusaha sehingga pantas bila kita memohon rezeki hanya kepada Allah Swt semata. “Kepunyaan-Nya lah perbendaharaan langit dan bumi, Dia melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan(nya). Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”  (QS Asy-Syura [42]:12)
   
Rezeki adalah sesuatu yang telah ditentukan kadarnya. Tidak akan berkurang karena kita dekat dengan Al-Qur’an, dan tidak akan bertambah bila kita jauh dari Al-Qur’an. Kita mestinya yakin bahwa semakin dekat kita kepada Allah Swt dan Al-Qur’an maka insya Allah akan dimudahkan rezeki oleh-Nya.

Kaitan antara rezeki dengan aktivitas berinteraksi dengan Al-Qur’an seringkali merupakan sesuatu yang dibuat-buat oleh manusia. Penyebabnya mungkin karena kurangnya sifat zuhud dan qonaah sehingga proses dan interaksi tersebut menjadi sangat memberatkan dan melelahkan jasmani dan rohani. Kita dapat belajar dari sekeliling kita, rezeki manusia sepenuhnya ada di tangan Allah Swt, akan diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya, tanpa pandang pendidikan, jabatan, dsb.

Keyakinan tersebut akan muncul bila kita berada dalam ketaatan kepada Allah Swt. Bagi yang berdawkah di jalan Allah atau menjadi penghafal Al-Qur’an, tak ada kaitan antara perananya tersebut dengan luas dan sempitnya rezeki. Perasaan manusia dalam urusan rezeki sering dikotori godaan syaitan. Kuncinya: “bersabarlah”.

Friday, June 24, 2011

Doa selepas solat





doa1.gif
Ertinya:
“Dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang segala puji bagi Allah Tuhan Pentadbir seluruh alam. Pujian yang melengkapi nikmat-Nya, dan pujian yang menambahkan kelebihan-Nya, wahai Tuhan kami, bagiMu segala puja-puji sebagaimana patut kerana kebesaran zatMu dan agung kekuasaanMu”
 doa2.gif
Ertinya:
“Ya Allah! Tolonglah kami supaya ingat kepadaMu, syukur kepadaMu dan elok ibadah kepadaMu.”
doa3.gif
Ertinya:
“Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari kesusahan dan kedukaan. Aku berlindung kepadaMu dari lemah kemahuan dan kemalasan.Aku berlindung kepadaMu dari sifat pengecut dan bakhil. Dan aku berlindung kepadaMu dari banyak hutang dan kezaliman manusia.”
doa4.gif
Ertinya:
“Dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Mengasihani, segala puji adalah semata-mata untuk Allah, Tuhan Pemerintah alam. Selawat dan salam adalah untuk junjungan besar semulia-mulia Nabi dan Rasul dan begitu juga ke atas keluarga serta sahabat baginda kesemuanya.
Ya Allah! Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami memohon supaya Engkau memelihara kami. KepadaMulah kami pertaruh agama kami. Ahli keluarga kami, harta-harta kami. Ya Allah, jadikanlah kami dan mereka itu di dalam pemeliharaan, perlindungan, keamanan dan penjagaanMu daripada semua syaitan, dan yang mempunyai mata yang mempunyai kedengkian dan yang mempunyai kejahatan. Sesungguhnya Engkau di atas tiap-tiap sesuatu itu Maha Berkuasa.”
doa5.gif
Ertinya:
“Ya Allah! Perbaikilah perdamaian kami dan lembutkan antara hati-hati kami dan tunjukkan kami jalan keselamatan dan lepaskan kami daripada kegelapan kepada cahaya dan jauhkan kami daripada sebarang kejahatan samada yang terang atau yang tersembunyi. Ya Allah, berkatilah pada pendengaran dan penglihatan kami dan hati-hati kami dan isteri kami dan keturunan kami dan berilah kami taubat, sesungguhnya Engkau Maha Memberi taubat lagi Maha Penyayang dan jadikanlah kami syukur di atas nikmat-nikmatMu, memuji dengan nikmat pemberianMu menerima dengan pemberian akan nikmatMu dan sempurnakan nikmatMu ke atas kami.”
doa6.gif
Ertinya :
“Ya Tuhan kami, kurniakanlah kepada kami kebajikan dunia dan kebajikan di akhirat dan pelihara kami daripada azab neraka. Rahmat Allah ke atas penghulu kita, Nabi Muhammad (S.A.W) ke atas keluarga dan para sahabat semuanya. Maha Suci Tuhanmu, Tuhan yang mempunyai sifat kemuliaan daripada apa yang mereka gambarkan. Dan, kesejahteraan ke atas segala Rasul dan segala puji semata-mata untuk Allah yang memerintah sekelian alam.”

Thursday, June 23, 2011

20 Amalan murah rezeki

Amalan-amalan ini menjadi sebab Allah limpahi hamba-Nya dengan keluasan rezeki dan rasa kaya dengan pemberian-Nya. Berdasarkan konsep rezeki yang telah diperkatakan, Allah memberi jalan buat setiap hamba-Nya untuk memperolehi rezeki dalam pelbagai bentuk yang boleh menjadi punca kebaikan dunia dan akhirat. Di antaranya:
1. Menyempatkan diri beribadah
Allah tidak sia-siakan pengabdian diri hamba-Nya, seperti firman-Nya dalam hadis qudsi:

 “Wahai anak Adam, sempatkanlah untuk menyembah-Ku maka Aku akan membuat hatimu kaya dan menutup kefakiranmu. Jika tidak melakukannya maka Aku akan penuhi tanganmu dengan kesibukan dan Aku tidak menutup kefakiranmu.” (Riwayat Ahmad, Tirmizi, Ibnu Majah dan al-Hakim dari Abu Hurairah r.a.) 


2. Memperbanyak istighfar
Istighfar adalah rintihan dan pengakuan dosa seorang hamba di depan Allah, yang menjadi sebab Allah jatuh kasih dan kasihan pada hamba-Nya lalu Dia berkenan melapangkan jiwa dan kehidupan si hamba. Sabda Nabi s.a.w.:

“Barang siapa memperbanyak istighfar maka Allah s.w.t akan menghapuskan segala kedukaannya, menyelesaikan segala masalahnya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka.” (Riwayat Ahmad, Abu Daud, an-Nasa’i, Ibnu Majah dan al-Hakim dari Abdullah bin Abbas r.a.)
3. Tinggalkan perbuatan dosaIstighfar tidak laku di sisi Allah jika masih buat dosa. Dosa bukan saja membuat hati resah malah menutup pintu rezeki. Sabda Nabi s.a.w.:

“… dan seorang lelaki akan diharamkan baginya rezeki kerana dosa yang dibuatnya.” (Riwayat at-Tirmizi)
4. Sentiasa ingat Allah
Banyak ingat Allah buatkan hati tenang dan kehidupan terasa lapang. Ini rezeki yang hanya Allah beri kepada orang beriman. Firman-Nya:

“(iaitu) orang-orang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingati Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah hati menjadi tenteram.” (Ar-Ra’d: 28) 


5. Berbakti dan mendoakan ibu bapa
Dalam hadis riwayat Imam Ahmad, Rasulullah s.a.w. berpesan agar siapa yang ingin panjang umur dan ditambahi rezekinya, hendaklah berbakti kepada ibu bapanya dan menyambung tali kekeluargaan. Baginda s.a.w. juga bersabda:

“Siapa berbakti kepada ibu bapanya maka kebahagiaanlah buatnya dan Allah akan memanjangkan umurnya.” (Riwayat Abu Ya’ala, at-Tabrani, al-Asybahani dan al-Hakim)
Mendoakan ibu bapa juga menjadi sebab mengalirnya rezeki, berdasarkan sabda Nabi s.a.w.:

“Apabila hamba itu meninggalkan berdoa kepada kedua orang tuanya nescaya terputuslah rezeki (Allah) daripadanya.” (Riwayat al-Hakim dan ad-Dailami) 
 


6. Berbuat baik dan menolong orang yang lemahBerbuat baik kepada orang yang lemah ini termasuklah menggembirakan dan meraikan orang tua, orang sakit, anak yatim dan fakir miskin, juga isteri dan anak-anak yang masih kecil. Sabda Nabi s.a.w.:

“Tidaklah kamu diberi pertolongan dan diberi rezeki melainkan kerana orang-orang lemah di kalangan kamu.” (Riwayat Bukhari)  

7. Tunaikan hajat orang lain
Menunaikan hajat orang menjadi sebab Allah lapangkan rezeki dalam bentuk tertunainya hajat sendiri, seperti sabda Nabi s.a.w.:

“Siapa yang menunaikan hajat saudaranya maka Allah akan menunaikan hajatnya” (Riwayat Muslim)
8. Banyak berselawatAda hadis yang menganjurkan berselawat jika hajat atau cita-cita tidak tertunai kerana selawat itu dapat menghilangkan kesusahan, kesedihan, dan kesukaran serta meluaskan rezeki dan menyebabkan terlaksananya semua hajat. Wallahu a’lam.
9. Buat kebajikan banyak-banyak
Ibnu Abbas berkata:

 “Sesungguhnya kebajikan itu memberi cahaya kepada hati, kemurahan rezeki, kekuatan jasad dan disayangi oleh makhluk yang lain. Manakala kejahatan pula boleh menggelapkan rupa, menggelapkan hati, melemahkan tubuh, sempit rezeki dan makhluk lain mengutuknya.” 

10. Berpagi-pagiMenurut Rasulullah s.a.w., berpagi-pagi (memulakan aktiviti harian sebaik-baik selesai solat Subuh berjemaah) adalah amalan yang berkat.
11. Menjalin silaturrahim
Nabi s.a.w. bersabda:

“Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya dan dilambatkan ajalnya maka hendaklah dia menghubungi sanak-saudaranya.” (Riwayat Bukhari) 
 
12. Melazimi kekal berwuduk
Seorang Arab desa menemui Rasulullah s.a.w. dan meminta pedoman mengenai beberapa perkara termasuk mahu dimurahkan rezeki oleh Allah. Baginda s.a.w. bersabda: 


“Sentiasalah berada dalam keadaan bersih (dari hadas) nescaya Allah akan memurahkan rezeki.” (Diriwayatkan daripada Sayidina Khalid al-Walid) 

13. Bersedekah
Sedekah mengundang rahmat Allah dan menjadi sebab Allah buka pintu rezeki. Nabi s.a.w. bersabda kepada Zubair bin al-Awwam: 


“Hai Zubair, ketahuilah bahawa kunci rezeki hamba itu ditentang Arasy, yang dikirim oleh Allah azza wajalla kepada setiap hamba sekadar nafkahnya. Maka siapa yang membanyakkan pemberian kepada orang lain, nescaya Allah membanyakkan baginya. Dan siapa yang menyedikitkan, nescaya Allah menyedikitkan baginya.” (Riwayat ad-Daruquthni dari Anas r.a.) 

14. Melazimi solat malam (tahajud)
Ada keterangan bahawa amalan solat tahajjud memudahkan memperoleh rezeki, menjadi sebab seseorang itu dipercayai dan dihormati orang dan doanya dimakbulkan Allah. 



15. Melazimi solat Dhuha
Amalan solat Dhuha yang dibuat waktu orang sedang sibuk dengan urusan dunia (aktiviti harian), juga mempunyai rahsia tersendiri. Firman Allah dalam hadis qudsi: 


“Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang (solat Dhuha), nanti pasti akan Aku cukupkan keperluanmu pada petang harinya.” (Riwayat al-Hakim dan Thabrani) 

16. Bersyukur kepada Allah
Syukur ertinya mengakui segala pemberian dan nikmat dari Allah. Lawannya adalah kufur nikmat. Allah berfirman: 


“Demi sesungguhnya! Jika kamu bersyukur, nescaya Aku tambahi nikmat-Ku kepadamu, dan demi sesungguhnya jika kamu kufur, sesungguhnya azab-Ku amat keras.” (Ibrahim: 7) Firman-Nya lagi: “dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (Ali Imran: 145) 

17. Mengamalkan zikir dan bacaan ayat Quran tertentu
Zikir dari ayat-ayat al-Quran atau asma’ul husna selain menenangkan, menjenihkan dan melunakkan hati, ia mengandungi fadilat khusus untuk keluasan ilmu, terbukanya pintu hidayah, dimudahkan faham agama, diberi kemanisan iman dan dilapangkan rezeki.
Misalnya, dua ayat terakhir surah at-Taubah (ayat 128-129) jika dibaca secara konsisten tujuh kali setiap kali lepas solat, dikatakan boleh menjadi sebab Allah lapangkan kehidupan dan murahkan rezeki.
Salah satu nama Allah, al-Fattah (Maha Membukakan) dikatakan dapat menjadi sebab dibukakan pintu rezeki jika diwiridkan selalu; misalnya dibaca “Ya Allah ya Fattah” berulang-ulang, diiringi doa:  “Ya Allah, bukalah hati kami untuk mengenali-Mu, bukalah pintu rahmat dan keampunan-Mu, ya Fattah ya ‘Alim.” Ada juga hadis menyebut, siapa amalkan baca surah al-Waqi’ah setiap malam, dia tidak akan ditimpa kepapaan. Wallahu a’am.
18. Berdoa
Berdoa menjadikan seorang hamba dekat dengan Allah, penuh bergantung dan mengharap pada rahmat dan pemberian dari-Nya. Dalam al-Quran, Allah suruh kita meminta kepada-Nya, nescaya Dia akan perkenankan.
19. Berikhtiar sehabisnyaSiapa berusaha, dia akan dapat. Ini sunnatullah. Dalam satu hadis sahih dikatakan bahawa Allah berikan dunia kepada orang yang dicintai-Nya dan yang tidak dicintai-Nya, tapi agama hanya Allah beri kepada orang yang dicintai-Nya saja. (Riwayat Ahmad, Ibnu Abi Syaibah dan al-Hakim)
Bagi orang beriman, tentulah dia perlu mencari sebab-sebab yang boleh membawa kepada murah rezeki dalam skop yang luas. Misalnya, hendak tenang dibacanya Quran, hendak dapat anak yang baik dididiknya sejak anak dalam rahim lagi, hendak sihat dijaganya pemakanan dan makan yang baik dan halal, hendak dapat jiran yang baik dia sendiri berusaha jadi baik, hendak rezeki berkat dijauhinya yang haram, dan sebagainya.
20. Bertawakal
Dengan tawakal, seseorang itu akan direzekikan rasa kaya dengan Allah. Firman-Nya: 


“Barang siapa bertawakal kepada Allah, nescaya Allah mencukupkan (keperluannya).” (At-Thalaq: 3) 

Nabi s.a.w. bersabda: 


“Seandainya kamu bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, nescaya kamu diberi rezeki seperti burung diberi rezeki, ia pagi hari lapar dan petang hari telah kenyang.” (Riwayat Ahmad, at-Tirmizi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, al-Hakim dari Umar bin al-Khattab r.a.) 

Kesemua yang disebut di atas adalah amalan-amalan yang membawa kepada takwa. Dengan takwa, Allah akan beri jalan keluar (dari segala perkara yang menyusahkan), dan memberinya rezeki dari jalan yang tidak terlintas di hatinya. (Rujuk At-Talaq: 2-3)
Pendek kata, bagi orang Islam, untuk murah rezeki dalam ertikata yang sebenarnya, kuncinya adalah buat amalan-amalan takwa. Amalan-amalan ini menjadi sebab jatuhnya kasih sayang Allah, lalu Allah limpahi hamba-Nya dengan keluasan rezeki dan rasa kaya dengan pemberian-Nya.

Monday, June 20, 2011

PERILAKU IBADAH MEREKA YANG BERIMAN SEMPURNA

Orang yang beriman sempurna juga membezakan diri melalui perhatian seksama yang diberikan pada laku ibadahnya. Sepanjang hidup – selama mampu – ia bergairah menegakkan solat, berpuasa, membayar zakat, yakni, memenuhi laku ibadah yang ditetapkan Allah sebagai wajib. Dalam banyak ayat, Allah memberitahu kita tentang kegirangan yang dirasakan Muslim yang taat selagi menjalankan laku ibadah mereka:

Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridaan Tuhannya, mendirikan solat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik).
(QS Al-Rad, 13: 22)

… (yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan solat dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan kepada mereka. (QS Al-Hajj, 22: 35)



Pentingnya solat
Solat (doa wajib yang dilakukan lima kali sehari), adalah salah satu laku ibadah terpenting setelah beriman. Mukmin diwajibkan menegakkan solat, yang merupakan laku ibadah yang ditetapkan pada waktu tertentu, seumur hidup.

Manusia itu mudah lalai. Tenggelam dalam kesibukan sehari-hari, ia mungkin mudah tersesatkan dari pokok-pokok nyata pada apa sesungguhnya ia perlu memberikan perhatian. Ia mungkin mudah melupakan bahwa Allah melingkupinya, bahwa Dia mengawasinya setiap saat, bahwa Dia mendengarnya, dan bahwa suatu hari ia harus bertanggung jawab atas perbuatannya kepada Allah. Ia mungkin juga melupakan tentang keniscayaan kematian, alam barzakh, Surga dan Neraka, bahwa tidak sesuatu pun terjadi selain atas kehendak Allah, dan bahwa sesungguhnya ada maksud di balik segala sesuatu.

Akan tetapi, menegakkan solat lima kali sehari menghilangkan keadaan lalai ini dan menjaga niat dan nurani mukmin tetap hidup. solat membuatnya terus berpaling kepada Allah dan hidup dengan perintah Tuhan kita. Seorang manusia beriman sempurna yang berdiri di hadapan Allah untuk menegakkan solat menjaga ikatan batin yang kuat dengan Allah. Bahwa solat itu mengingatkan manusia akan Allah dan menghindarkannya dari semua jenis kejahatan dikatakan dalam ayat berikut:

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Qur’an) dan dirikanlah solat. Sesungguhnya solat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (solat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Ankabut, 29: 45)

Solat adalah laku ibadah yang wajib bagi semua nabi dan mukmin. Nabi-nabi yang sepanjang sejarah diutus kepada manusia menghimbau kaumnya akan laku ibadah wajib ini. Sementara itu, mereka sendiri menegakkannya dalam cara yang secermat-cermatnya dan menjadi teladan yang harus diikuti semua mukmin. Dalam hal ini, solat adalah sebentuk pesan yang disampaikan oleh nabi-nabi Allah kepada masing-masing kaumnya.

Dalam Qur'an, ada beberapa ayat tentang perintah Allah kepada nabi-nabiNya tentang mendirikan solat, nilai penting yang dilekatkan pada laku ibadah ini, ketaatan seksama para nabi, dan perintah mereka kepada kaumnya tentang penegakan solat:

- Dalam satu ayat, Allah menceritakan yang berikut tentang Nabi Ibrahim AS:

Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan solat.
Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku. (QS Ibrahim, 14: 40)

- Dalam Qur'an, Nabi Ismail AS diceritakan seperti berikut:

Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al-Qur’an. Sesungguhnya, ia seorang yang benar janjinya, dan ia seorang rasul dan nabi. Dan ia menyuruh kaumnya untuk bersolat dan berzakat, dan ia seorang yang diridai di sisi Tuhannya.
(QS Maryam, 19: 54-55)

- Dalam satu ayat lain, Allah mengatakan kepada Nabi Musa AS sebagai berikut:

Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah solat untuk mengingatKu. (QS Tha-Ha, 20: 14)

Allah juga memerintahkan Maryam, yang dijadikan sebagai teladan dalam Qur'an bagi semua perempuan di dunia, agar menegakkan solat:

"Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk”
(QS Al-Imran, 3: 43)

Isa AS, yang dilukiskan sebagai “firman Allah” dalam Qur'an juga menerima perintah yang sama:

Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah. Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi. Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) solat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup” (QS Maryam, 19: 30-31)

Saturday, June 18, 2011

MUZIK DAN KESIHATAN

Muzik adalah sesuatu yang dekat di hati manusia. Kata hikayat seribu satu malam, muzik umpama makanan bagi sesetengah orang, umpama ubat bagi sesetengah yang lain dan bagi yang lain pula ia umpama kipas.

Rasulullah SAW sendiri pun pernah suatu ketika berkata kepada Abu Musa Al-Ash’ari yang bersuara merdu: “Kamu telah dikurniakan salah satu daripada seruling Nabi Daud.” Sebagaimana yang diketahui umum, Nabi Daud memiliki suara yang amat merdu, yang menarik perhatian bukan saja manusia bahkan haiwan sekali pun, apabila baginda menyanyi. Ini bermakna bahawa Rasulullah SAW mengetahui nilai dan menghargai bunyi-bunyian yang indah.

Islam, dari segi falsafahnya menyatakan nyanyian dan muzik adalah harus, dengan syarat, bertujuan ke arah pembentukan peribadi dan sebagai tali penghubung ke arah ketaqwaan. Sebaliknya nyanyian dan muzik yang melalaikan manusia daripada melaksanakan kewajipan kepada Allah, adalah diharamkan.

Bunyi-bunyian yang indah, bukan sahaja mempunyai seni hiburan, bahkan juga terkandung di dalamnya seni terapeutik yang hebat. Siapa sangka di sebalik muzik, sebenarnya tersimpan daya penyembuh kepada kelemahan dan kesakitan yang sering kita alami?

MUZIK DAN KESIHATAN

Sejak zaman berzaman, muzik telah digunakan sebagai terapi perubatan. Ahli-ahli falsafah Greek mempercayai bahawa muzik mempunyai daya penyembuh yang utuh bagi tubuh dan jiwa. Sementara ubat-ubatan yang selalunya digunakan untuk mengurangkan simptom-simptom penyakit, tidak akan lari daripada kesan-kesan sampingan.

Aspirin contohnya, bukan sahaja berpotensi menyebabkan gastritis, malahan juga Sindrom Reye’s yang menyerang hati dan urat saraf kanak-kanak. Ubat steroid yang digunakan untuk menyembuhkan pelbagai penyakit pula mampu menjejaskan tumbesaran. Manakala, ubat-ubatan yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit darah tinggi pula berkait rapat dengan mati pucuk!

Kata orang, muzik boleh meresap dari telinga ke tulang. Hakikatnya, sebelum sampai ke tulang, muzik telah pun terlebih dahulu menyimpang ke jantung, paru-paru, otak dan otot. Mari kita lihat bagaimana muzik boleh meresap ke seluruh badan, seterusnya bertindak sebagai terapi perubatan!

KESEIMBANGAN ALAM DAN TUBUH BADAN

Berhadapan dengan bunyi-bunyi yang membingitkan seperti di jalan-jalan raya, kawasan pembinaan dan perindustrian, pasar dan sebagainya adalah sesuatu yang tidak menyenangkan dan perlu diatasi dengan segera. Beralih kepada bunyi bersumberkan alam semulajadi adalah pilihan yang terbaik.

Mendengarkan bunyi-bunyi alam seperti unggas, air terjun dan pantai contohnya, berupaya mencetuskan respons fisiologikal dalam badan pendengar, seterusnya menyeimbangkan fungsi tubuh badan kembali kepada normal.



MENGURANGKAN KETEGANGAN, MENINGKATKAN KETENANGAN

Muzik mempunyai keupayaan tersendiri dalam mempengaruhi bahagian-bahagian otak tertentu. Dalam terapi ini, muzik bertindak dengan mempengaruhi bahagian otak yang mengawal emosi, seterusnya mengurangkan ketegangan dan meningkatkan ketenangan.

Dalam pesakit-pesakit Alzheimer contohnya, terapi muzikal berjaya mengurangkan ketegangan dan tindakan agresif mereka dengan signifikan!

MENINGKATAN KEUPAYAAN MINDA

Muzik yang menenangkan bukan sahaja memberi kerehatan kepada minda setelah penat bekerja sehari-harian, bahkan terbukti berupaya meningkatkan fungsi-fungsi kognitif seperti fungsi memori, fokus dan konsentrasi.

Kajian telah menunjukkan bahawa pelajar-pelajar yang mengambil pelajaran muzik sebagai
subjek tambahan, berjaya meninggikan IQ mereka, juga meningkatkan kebolehan dalam
bidang-bidang selain muzik!

MENGATASI INSOMNIA (SUKAR UNTUK TIDUR)

Terapi muzikal dengan menggunakan muzik berentak ‘binaural’ boleh merangsang minda ke peringkat bawah sedar, seterusnya membantu mengatasi insomnia. Rentak binaural adalah rentak yang mempunyai frekuensi tertentu yang telah disetkan untuk merangsang kawasan otak tertentu yang dapat membenarkan seseorang yang mengalami masalah kesukaran untuk tidur supaya dapat tidur dengan lebih cepat.



MENINGKATKAN FUNGSI KARDIOVASKULAR

Muzik ternyata memberi manfaat yang besar kepada jantung kita. Ia bertindak dengan mengurangkan tekanan darah, mengurangkan denyutan jantung dan mengurangkan ketegangan otot, seterusnya memperbaik fungsi jantung!



TERAPI JIWA

Terapi muzikal juga mampu membuka jalan ke arah pembentukan jiwa dan rohani yang mantap.
Ia mendekatkan diri kita kepada Sang Pencipta Yang Maha Esa.

 “Hati dan pemikiran halus adalah seumpama lombong rahsia dan khazanah batu-batu
berharga. Di dalamnya terdapat jawhar seumpama percikan api yang terdapat dalam besi.
Tiada jalan lain yang mengeluarkan rahsianya melainkan dengan mendengar muzik, kerana tiada
jalan yang menghubungkan hati selain dari telinga, kerana sebaik saja semangat muzik
menyentuh jiwa, ia menzahirkan apa saja yang menguasainya.” – Al-Ghazali.



 KESIMPULAN

Generasi awal muslimin amat menghargai nilai-nilai keindahan bunyi dan rahsia-rahsia yang
tersirat di sebaliknya. Maka, dari situ timbullah kekuatan, kekuatan dan ketenangan yang
tiada tolok bandingnya!

“Suara yang indah menggerakkan tubuh dan mengalir ke dalam salur darah. Akibatnya darah
menjadi murni, hati menjadi tenang, jiwa menjadi galak, anggota badan menjadi resah dan
bergerak-gerak. Oleh sebab itu kanak-kanak tidak sepatutnya ditidurkan selepas menangis
melainkan dengan muzik dan nyanyian.” – Muhammad Ibnu Abd Rabbihi.